Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
Enam warisan budaya Jepara lolos sidang WBTb Indonesia 2025
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 15:26:19【Resep】105 orang sudah membaca
PerkenalanSidang pengumuman WBTb dari Kementerian Kebudayaan Direktorat Jendral Perlindungan Kebudayaan dan Tr

Jepara (ANTARA) - Sebanyak enam warisan budaya di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah direkomendasikan untuk ditetapkan sebagai warisan budaya ngak benda (WBTb) Indonesia tahun 2025.
"Setelah sidang WBTb, enam warisan budaya yang diusulkan Kabupaten Jepara lolos, yakni Batik Jepara, Baratan Kalinyamatan, Horog-horog, Memeden Gadhu, Pindang Serani, dan Ukir Kaligrafi Jepara," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara Ali Hidayat di Jepara, Sabtu.
Ia mengungkapkan pengumuman tersebut disampaikan tim ahli WBTb dari Kementerian Kebudayaan Direktorat Jendral Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Direktorat Warisan Budaya Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, melalui zoom meetingpada Jumat (10/10) dari Jakarta.
Baca juga: Lestari: Bosnia-Herzegovina bantu ajukan seni ukir Jepara WBTB UNESCO
Ali Hidayat mengucapkan terima kasih kepada tim Bidang Kebudayaan dan masyarakat pendukung warisan budaya yang diusulkan.
"Tentu ini adalah kerja keras bersama. Alhamdulillah ada hasilnya," ujarnya.
Dari masing-masing warisan budaya yang diusulkan tentu saja mempunyai karakter, kekuatan, dan keistimewaan masing-masing.
Batik Jepara misalnya, pantas dan layak mendapat penghargaan WBTb, karena merupakan salah satu peninggalan R.A Kartini saat tinggal di Jepara.
"Kartini mengajarkan putri-putri Jepara untuk membatik di serambi belakang pendopo," ujarnya.
Kemudian, ada pindang serani yang merupakan makanan para nelayan Jepara, yang sudah menjadi makanan khas di Kota Ukir hingga sekarang.
Begitu juga horog-horog merupakan salah satu makanan pengganti beras di masa pendudukan Jepang. Hingga sekarang horog-horog disajikan untuk menyambut tamu-tamu penting di Pendopo Kabupaten Jepara.
Baratan Kalinyamatan merupakan tradisi peninggalan Ratu Kalinyamat hingga sekarang. Begitu juga tradisi para petani di Jepara, yang dikenal Memeden Gadhu.
Menurut dia, hal ini bukan perkara yang mudah, karena membutuhkan proses yang cukup panjang serta keseriusan dari pemerintah.
Baca juga: Seni Ukir Jepara diperjuangkan mendapat pengakuan UNESCO
Baca juga: Perajin Jepara cengak rekor bikin kain tenun troso
"Pemerintah melalui Disparbud Jepara telah berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan kekayaan budaya lokal Jepara," ujarnya.
Penetapan WBTb diharapkan mampu memperkuat identitas Jepara sebagai daerah dengan khazanah tradisi dan seninya yang beragam.
Jika enam warisan ini ditetapkan sebagai warisan budaya ngak benda, sengaknya Jepara sudah mempunyai 15 WBTb.
Diawali Seni Ukir di tahun (2015) . Lomban, Perang Obor dan Jembul Tulakan di tahu (2020), Tenun Troso (2022), Kentrung dan Emprak (2023), Macan Kurung dan Barikan (2024). Serta enam Warisan budaya di tahun 2025.
Suka(1281)
Artikel Terkait
- Metode memasak berbasis air bantu jaga nutrisi dan kurangi peradangan
 - Nikita Mirzani divonis empat tahun penjara dan denda Rp1 miliar
 - Dampak Luapan Banjir antara Stasiun Alastua
 - Dinkes Kota Malang: Penerbitan SLHS memperhatikan sejumlah indikator
 - Rangkaian alergi bisa berkembang dipicu faktor eksternal
 - DPR RI sebut butuh kebersamaan sukseskan Program MBG
 - Pemerataan gizi masyarakat, 4 SPPG dibangun di wilayah terpencil Babel
 - Kelompok bantuan tuding paramiliter RSF lakukan kekerasan di El Fasher
 - BPKH: Pelaku usaha RI berpeluang garap 30 persen ekosistem haji
 - Pemkab Bantul minta pedagang bakso cantumkan label halal
 
Resep Populer
Rekomendasi

Jenama perawatan kulit Bali berkomitmen kurangi limbah plastik

Berikut 6 tanaman herbal untuk jaga daya tahan tubuh

Perjalanan dua KA di Jember alami keterlambatan akibat banjir Semarang

Menteri KP siap membangun lab pastikan seafood RI aman dari radioaktif

Kaltim bentuk SPPG wilayah 3T pastikan MBG sasar daerah terpencil

Penelitian: Manusia bergerak 40 kali lebih jauh dibanding semua satwa

Tingkatkan kualitas MBG, 300 peserta ikuti Pelatihan Penjamah Makanan

586.074 anak telah menerima manfaat program MBG di Riau